Ditanya pakaian apa yang paling saya suka. Saya pilih pakaian yang membuat penampilan tetap sederhana


Oleh : M. Harry Mulya Zein, Pakar Ilmu Pemerintahan, tinggal di Tangerang, Indonesia

Aku selalu percaya bahwa hidup tak perlu dihias berlebihan. Sejak muda, aku sudah terbiasa dengan pilihan busana dan celana yang sederhana—tanpa corak mencolok, tanpa merk branded, tanpa warna yang meminta perhatian.

Bagi sebagian orang, mungkin terlihat terlalu biasa. Tapi bagiku, kesederhanaan adalah kenyamanan.

Pagi itu, ketika matahari baru saja menyelinap lewat celah jendela, aku membuka lemari pakaian. Di dalamnya hanya ada beberapa kemeja polos dan celana berwarna netral.

Ada yang bilang penampilanku terlalu sederhana, tetapi justru di situlah aku merasa menjadi diri sendiri. Tidak ada topeng, tidak ada pencitraan—hanya aku.

Saat hendak keluar rumah, aku memilih sebuah kaus abu-abu dan celana panjang hitam yang sudah sering menemaniku ke berbagai tempat. Meski sederhana, pakaian itu menyimpan cerita perjalanan hidupku—dari perjalanan jauh, pertemuan dengan orang baru, hingga momen-momen sunyi di mana aku duduk sendirian memandang langit.

Di jalan, aku bertemu seorang teman lama. Ia menatapku sambil tersenyum.
“Kau masih sama, ya,” katanya ringan.
“Sederhana itu nyaman,” jawabku sambil tertawa kecil.

Ia mengangguk, seakan memahami. Mungkin memang tidak semua orang butuh tampilan yang penuh perhatian. Ada yang merasa lebih tenang dengan pakaian yang tidak membebaninya—yang tidak menuntut, tidak memaksa, dan tidak mengubah jati diri.

Hari itu, ketika aku berjalan menyusuri trotoar yang teduh, aku menyadari satu hal: kesederhanaan bukan berarti kekurangan. Kesederhanaan justru sering kali menjadi cermin ketenangan. Dan di tengah dunia yang semakin bising, aku merasa beruntung karena bisa tetap menikmati kedamaian dalam hal-hal kecil—termasuk dalam busana dan celana sederhana yang selalu menemaniku.

Karena pada akhirnya, yang membuat seseorang terlihat baik bukanlah apa yang ia pakai, melainkan bagaimana ia menjalani hidup dengan tulus dan apa adanya. Dan itulah yang selalu ingin aku jaga: menjadi diriku sendiri, sederhana namun penuh makna. (**)