Oleh: Karim Paputungan,

Wartawan Senior, Kolumnis, Mantan Pemimpin Redaksi Harian Merdeka & Harian Rakyat Merdeka. Email: karimpaputungan@gmail.com

Karim Paputungan (foto: NAS)

Pisang Goroho;

Kopi Kotamobagu. ..

    ++
    DANAU Linow di Desa Lahendong, Kecamatan Tomohon Selatan, Sulawesi Utara sebagaimana Kawah Putih di Ciwidey Kabupaten Bandung, Jawa Barat terbentuk dari letusan dahsyat gunung berapi ribuan tahun lalu.

    Akibat letusan itu terjelma kawah berupa danau belerang tiga warna dominan: biru, hijau, putih dengan gradasi warna warni. Layaknya lukisan alam.

    Danau Linow

    Bila Kawah Putih terbentuk lebih dari 825.000 tahun silam akibat letusan Gunung Patuha, maka Danau Linow akibat Gunung Mahawu sekitar 507.000 tahun lalu.

    Tidur dan Batuk
    Patuha sekarang dalam keadaan tidur panjang atau tidak aktif lagi sebagai gunung berapi. Dia sudah sepuh.
    Patuha: Pak tua.

    Sebaliknya Mahawu kadang masih batuk mengeluarkan abu.
    Mahawu: suka mengeluarkan abu.

    Kedua gunung ini menjadi obyek pendakian. Relatif aman. Di puncaknya terdapat pemandangan indah. Tentu menantang bagi pendaki.

    Begitupun kedua danau belerang. Masing-masing menjadi obyek wisata unggulan. Danau Linow menjadi unggulan di Sulawesi Utara. Sedangkan Kawah Putih unggulan di Jawa Barat.

    Boltim
    Kami tetirah ke Danau Linow ketika balik ke Manado dari kampung di Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Danau Linow berada di jalur Tomohon – Manado yang kami lewati.

    Linow dalam Bahasa Minahasa lama berarti genangan air. Sedangkan dalam Bahasa Mongondow berarti air yang dalam.

    Menanjak Berkelok


    Danau Linow sebagai obyek wisata tertata cukup baik. Jarak dari Manado sekitar 35 kilometer. Dapat ditempuh sekitaran satu jam melewati jalur menanjak berkelok tajam layaknya di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.

    Dari pusat kota Tomohon yang berhawa sejuk hanya sekitar tiga kilometer. Jalan beraspal mulus. Tak sulit mengakses. Lapangan parkir juga cukup luas untuk menampung bus-bus wisata maupun kendaraan pribadi.

    Dari lapangan parkir cukup melangkah beberapa meter menurun, kita tiba di restoran terbuka yang dibangun berundak di tepi danau.

    Pengunjung membeli karcis. Tidak ada petugas pemeriksa. Karcis lebih berfungsi sebagai voucher. Silahkan ditukar dengan secangkir kopi atau teh di resto. Namun, untuk camilan berupa roti bakar, kentang goreng, mie atau pisang goreng dibayar terpisah.

    Pisang goreng goroho

    Pisgor Goroho
    Dari beberapa macam cemilan, pisang goreng goroho yang menjadi incaran. Pisang ini khas Sulawesi Utara. Seolah menjadi sajian wajib di cafe – kafe hingga warung. Bentuknya lebih kekar dari pisang raja. Kulit hijau.

    Digoreng ketika mentah. Daging tebalnya diiris tipis-tipis. Tanpa adonan tepung. Polos aja. So, renyah kriuk kriuk.

    Sambal Roa


    Sebagai pendamping tersedia sambal roa. Itu ikan yang mulutnya runcing panjang. Dia sebelumnya sudah diasap. Lantas diulek campur cabe. Pisang goroho dicocol ke situ.

    Warga Sulut biasa menikmati pisgor dengan sambel pedas. Pisang goroho unik. Kalau ditunggu sampai masak baru diolah malah melempem dan rasanya asem.

    Tentu bukan hanya pisgor. Tersedia juga kentang goreng, bubur manado hingga menu masakan barat.

    Pengunjung lebih memilih duduk duduk di area terbuka restoran sambil menikmati jajananan dan keindahan danau.

    Asap Belerang
    Di tepi sana tampak uap putih membumbung. Itu adalah asap belerang. Suhu air danau panas dan bau tajam mengandung sulfur. Tenang. Tak beriak. Namun, tidak bisa untuk mandi, apalagi berenang.

    Bebek Talaga
    Ada pemandangan menarik yang lain. Tampak sekumpulan burung berenang kesana kemari untuk kemudian terbang. Begitu berulang.

    Burung ini endemik yang oleh warga setempat dikenal sebagai bebek talaga. Disebut bebek, karena bentuknya mirip bebek. Adapun talaga berarti danau. Dia tahan berenang di air belerang yang panas.

    Mujahir, Kabos, Sogili


    Di kampung saya ada juga danau. Bukan danau belerang. Airnya tidak panas. Tidak mengeluarkan asap. Habibat yang bagus untuk bebek talaga.

    Penghuni lain berupa ikan mujair, ikan kabos– gabus, sogili– belut besar dan buaya.

    Beda dengan Kawah Putih. Di sana tidak tampak burung terbang, apalagi berenang. Yang terbang melintas jatuh dan mati, karena terpapar uap racun belerang.

    Di Danau Linow bukan cuma burung atau bebek yang ikut menikmati keindahan. Tapi, ada jenis ikan endemik yang bertahan hidup, walaupun sudah jarang ditemui.

    Kopi Kotamobagu


    Apakah ada oleh oleh untuk di bawa pulang?
    Ada beberapa penganan. Di antaranya kacang goyang dan kue sagu: bagea. Ada juga kopi Kotamobagu.

    Kota ini adalah ibu kota Bolaang Mongondow sebelum dimekarkan. Digadang-gadang sebagai ibu kota Provinsi Bolaang Mongondow Raya– BMR.

    Entah kapan provinsi BMR terwujud, walaupun sudah memenuhi syarat. Maklum pemekaran Daerah Otonom Baru–DOB masih dimoratorium.
    Namanya moratorium, tapi ada kekecualian seperti pemekaran di Papua.

    ++
    Linow sebagaimana Kawah Putih tidak terlalu luas. Cuma sekitar 35 ha. Kunjungan singkat: satu atau satu setengah jam sudah cukup. Yang mengendap lama adalah pengalaman dan kesan.