Momen saya wisuda, lulus kuliah itulah yang menjadikan hari besar luar biasa di mata ibu dan ayah.

Saya Djaka Suryadi, PhD-
Wisuda sarjana adalah hal besar yang harus dirayakan, demikian ibu saya, mengatakan saat itu kepada saya, kenapa?

Karena dimata saya(anak ke-3, dari 9 bersaudara) tradisi sekolah hingga perguruan tinggi belum ada saat itu dikeluarga besar saya, maklum kami dari keluarga buruh. Ibu tidak sekolah, tetapi menjadi Chef di PT Unilever Indonesia, Angke Factory dan Ayah saya, sekolah SR bekerja di PT Angker Bir, bagian penyaringan Air, mengambil air dari sungai mengalir di

Jembatan Tiga, PT Angker Bir, Jembatan 3 Kota Jakarta, sehingga pendidikan tinggi belum menjadi tujuan. Dalam pikiran kami para orang tua kami, selesai SLTA segera bisa kerja untuk bisa membantu keuangan orang tua, karena rata-rata keluarga besar saya beranggotakan 7-10 Orang, sehingga beban terasa berat untuk menghidupi anak sebanyak itu. Apalagi semua sekolah, hanya target orang tua pendidikan yang bisa dibantu hanya sampai SLTA, itupun juga dengan susah payah, seperti diri saya, bayar SPP itu sampai menunggak 3 sampai 6 bulan, itupun minta keringanan pembayaran, padahal saya SD sampai SLTA selalu dapat negeri, rangking 10 besar, hanya tidak pernah Ranking 1. Hanya di 10 besar saja, karena pada saat itu tidak ada pemicu untuk berprestasi.

Alhamdulillah saya lulus SLTA 1981, dari SMAN 16 IPA, Jakarta Barat, selesai lulus saya disuruh ibu ikut test di Unilever Indonesia, Alhamdulillah lulus untuk bagian Produksi, namun anehnya kakak ipar saya melarang kerja karena kasihan kerja berat sistem shift namun tidak memberikan solusi saya harus bagaimana.

Akhirnya saya pamit dengan orang tua pergi dari rumah saya (yang bekerja hanya ibu). Saya tinggal di Masjid dekat rumah, jadi merbot masjid, namun saya juga mengajar ngaji anak-anak dan remaja masjid, tanpa dibayar, hanya diberi makan saja selama tinggal di masjid.

Mereka menangis terharu atas keberhasilan saya…besok harinya saya dibuat kan tumpeng dibagikan ketetangga tempat tinggal ibu saya di Cengkareng, sebagai rasa syukur keberhasilan saya tersebut.

Hal itu menjadi titik balik keluarga besar saya mencari sekolah ikatan dinas gratis untuk anak-anaknya, termasuk untuk adik-adik saya,.

Kesempatan itu saya gunakan untuk mencari sekolah tinggi ikatan dinas, Alhamdulillah saya lulus di Akademi Gizi diploma1, selesai Saya langsung PNS namun lanjut sambil kuliah sore jurusan Ekonomi di UKI Cawang, moment saya wisuda, lulus itulah yang menjadikan hari besar luar biasa di mata ibu dan ayah.

Alhamdulillah selanjutnya, keberhasilan demi keberhasilan diri, saya laporkan hingga ibu saya wafat.

Saya alhamdulillah sekarang menjadi bankir syariah, pemerhati hukum dan keuangan syariah.

Terakhir saya memperoleh gelar Doktor di bidang Keuangan Islam dari salah satu universitas di Malaysia.

Saya pernah bekerja  di sebuah bank swasta selama 28 tahun, serta menjadi dosen hukum Islam dan keuangan Islam selama 18 tahun di berbagai universitas.

One response

  1. asrohmandar69 Avatar

    🎊🎉 selamat

    Like