Catatan: Karim Paputungan*

Mengenang Bung Karno,
Buya Hamka dan HR Rasuna Said di Danau Maninjau…
++
“Jangan dimakan arai pinang,
Kalau tidak dengan sirih hijau.
Jangan datang ke Ranah Minang,
Kalau tidak singgah ke Maninjau. ..”
Cakep!
Itu pantun Presiden Soekarno ketika berkunjung ke Maninjau, awal Juni 1948 atau lebih dari 77 tahun lalu.
Maninjau bukan hanya masyhur dengan keindahan danau, kelok 44– ampek puluah ampek atau puncak lawang, tapi juga terkenal sebagai kampung kelahiran ulama dan pujangga Buya Hamka. Rumah kelahiran Hamka dijadikan museum.
Tak jauh dari sana, terdapat rumah kelahiran Pahlawan Nasional Hajjah Rangkayo– HR Rasuna Said. Sekarang dijadikan cagar budaya.

Danau Maninjau, salah satu terindah di tanah air. Namun, beberapa kawasan tak seindah dulu lagi. Di sana yang tampak adalah deretan kerambah apung, tempat peternakan ikan.
Ternak ikan tentu saja membutuhkan pakan yang banyak. Sebagian pakan jatuh mengendap ke dasar danau. Mengakibatkan pendangkalan. Bau agak amis kadang menyebar, apalagi ketika angin berhembus kencang.
Turis yang berkunjung sudah jarang. Kantor-kantor biro perjalanan sebagian tinggal papan nama yang mulai kusam. Permainan air berupa jetski atau sekedar perahu bebek-bebekan tak tampak lagi.

Tentu saja ada bagian danau yang bebas keramba. Misalnya di tempat kami menginap di Beach Guest House yang juga terdapat Bagoes Cafe.
Penginapan tepi danau ini biasanya menerima tamu-tamu asing. Jejak-jejak masih terlihat. Di antaranya berupa buku-buku bacaan yg sengaja ditinggalkan oleh pelancong. Dan ulasan di situs panduan wisata internasional.
Beberapa menu ala barat tersedia, termasuk sarapan. Harga mumer– murah meriah. Boleh pilih roti panggang dengan telor, mie, spaghetti atau nasi goreng.
Kamar, kalau dikurskan sekitar USD 15 per malam.
Menikmati dua malam di Guest House dan Bagoes Cafe ini bagaimanapun tetap berkesan.
Apalagi kamar dan cafe langsung menghadap danau. Dan ada gazebo di atas air. Danau Maninjau tidak seindah dulu lagi. Tapi, tetap mempesona (*).
+++
Tentang Penulis:

Penulis adalah Mantan Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Merdeka.