John P. Kaunang, Ph.D

SAYA hidup, memandang, melihat dan menirunya.

Saya tak mau melihat gaya hidup pejabat.

Lihat hidup Charlie Chaplin.

Bahagia, tidak membeda-bedakan manusia.

CHARLIE CHAPLIN, komedian paling terkenal tempo dulu, pernah bercerita…

“Waktu masih kecil, aku diajak oleh ayahku untuk nonton pertunjukan sirkus,” tutur Charlie. 

Sebelum masuk, kami antre di depan loket untuk membeli karcis. 

Antrean cukup panjang dan di depan kami ada satu keluarga ikut antre. Bapak, ibu, dan 4 anak. 

Anak-anak itu tampak bahagia… Dari pakaian yang mereka kenakan dapat dipastikan bahwa mereka bukan orang kaya…. pakaiannya sangat sederhana, meski tidak dekil. 

Tiba giliran mereka harus membayar karcis. Sang bapak merogoh kantong celana, dan tampak kebingungan…, uangnya tidak cukup untuk membayar 6 lembar karcis. 

Dia sedih dan murung, kemudian segera minggir dari antrean. 

“Ayahku melihatnya, dan langsung merogoh uang 20 dolar dari sakunya. 

Ayahku langsung menjatuhkan uang itu di samping bapak empat anak itu,” tutur Charlie lagi.

Ayah Charlie menepuk pundaknya dan berkata, “Pak, uang anda jatuh….”

Bapak itu menoleh, memandang ayah Charlie, dan dia sadar bahwa ayahnya mau membantunya supaya bisa beli 6 karcis. 

Matanya sembab, bibirnya tersenyum, dan dia ambil uang 20 dolar itu sambil berterima kasih.

“Ayahku pun tersenyum, lantas mundur menghampiri aku. Aku lihat bapak itu segera beli karcis untuk keluarganya… mereka tampak sangat bahagia. Ayahku lantas mengajak aku pulang, kami tidak jadi nonton pertunjukan sirkus,” kata Charlie.

Ternyata uang ayahnya hanya 20 dolar dan sudah diberikan kepada keluarga tadi.

Dalam hidupku itulah pemandangan yang paling menakjubkan. 

Pemandangan yang jauh lebih indah dibanding pertunjukan apapun di muka bumi ini. 

“Sejak saat itu aku meyakini, bahwa pendidikan terbaik adalah tindakan, bukan hanya kata-kata…”

It’s not about how much money you give…;

It’s about how much love you put in your give. Sebuah insight yang  luar biasa.

(Dikisahkan kembali oleh John P. Kaunang, Ph.D, Dosen Senior FISIP Universitas Indonesia)